LAPORAN PRAKTIKUM ACARA 3 UJI KADAR AIR BENIH


LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH
ACARA III. UJI KADAR AIR BENIH
    Oleh
                                    Nama         :  Jumawardin
                                    Nim            : CI1M016077
   Kelompok  : 16

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018




BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Latar belakang
   Benih merupakan alat perkembangbiakan tanaman yang berasal dari pembiakan generatif antara induk jantan dan betina yang merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman. Mutu benih terbagi atas mutu genetik, mutu fisik dan mutu fisiologis. Mutu benih sangat tergantung oleh beberapa hal, salah satunya adalah kadar air benih.
  Kadar air benih ialah berat air yang “dikandung” dan yang kemudian hilang karena pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap berat asal contoh benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih tersebut.
 Beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengujian kadar air benih ini adalah contoh kerja yang digunakan merupakan benih yang diambil dan ditempatkan dalam wadah yang kedap udara. Karena untuk penetapan kadar air, jika contoh kerja yang digunakan telah terkontaminasi udara luar maka kemungkinan besar kadar air benih yang diuji bukan merupakan kadar air benih yang sebenarnya karena telah mengalami perubahan akibat adanya kontaminasi udara dari lingkungan. Yang kedua adalah untuk pengujian kadar air ini harus dilakukan sesegera mungkin, selama penetapan diusahakan agar contoh benih sesedikit mungkin berhubungan dengan udara luar serta untuk jenis tanaman yang tidak memerlukan penghancuran, contoh benih tidak boleh lebih dari 2 menit berada di luar wadah.
 Prinsip metode yang digunakan untuk penentuan kadar air ada dua macam yaitu metode dasar dan metode praktis. Yang termasuk metode dasar anatara lain metode oven, metode destilasi, metode karl fisher. Sedangkan metode praktis terdiri dari metode calcium carbide dan metode electric moisture meter.
 Pengujian kadar air benih dilakukan untuk mengetahui kadar air dalam biji atau benih untuk menentukan waktu panen yang tepat dan penyimpanan benih. Benih yang bermutu sangat diinginkan pasar dan petani, baik sebagai komoditi perdagangan maupun bahan tanam untuk produksi pertanian. Kualitas benih dapat dilihat dari beberapa variabel atau nilai, salah satunya adalah kadar air benih.

1.2 Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui dan menghitung kandungan air pada beberapa jenis benih tanaman.

 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Benih berukuran besar atau benih berkulit keras harus digiling atau dipotong lebih kecil sebelum penimbangan dan pengeringan.  Kalau tidak, kulit benih akan menahan penguapan air dari benih.  Air akan tetap berada di dalam benih setelah pengeringan sehingga kadar air benih hasil pengujian menjadi terlalu rendah. Berat contoh kerja setelah digiling atau dipotong sekurang-kurangnya per ulangan 5 - 10 gram (Darori 2007). 
Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang harus diketahui baik untuk tujuan pengolahan, maupun penyimpanan benih. Telah diketahui bahwa kadar air memiliki dampak besar terhadap benih selama penyimpanan. Menyimpan benih ortodok pada kadar air tinggi berisiko cepat mundurnya benih selama dalam penyimpanan. Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang dinilai oleh BPSB dalam sertifikasi benih sehingga uji ini merupakan satu pengujian rutin para analisis benih di laboratorium benih. (Amira 2010).
Makin tinggi kandungan air benih makin tidak tahan benih tersebut untuk disimpan lama. Untuk setiap kenaikan 1 % dari kandungan air benih maka umur benih akan menjadi setengahnya. Hukum ini berlaku untuk kandungan air benih antara 5 dan 14 %. Karena dibawah 5 % kecepatan menuanya umur benih dapat meningkat disebabkan oleh autoksidasilipid di dalam benih. Sedangkan diatas 14 % akan terdapat cendawan gudang yang merusak kapasitas perkecambahan benih (Hong dan Ellis 2005).
Kadar air benih adalah jumlah air yang terkandung dalam benih. Tinggi rendahnya kandungan air dalam benih memegang peranan yang sangat penting dan berpengaruh terhadap vialibitas benih. Oleh karena itu pengujian terhadap kadar air benih perlu dilakukan agar benih memiliki kadar air terstandar berdasarkan kebutuhannya (Sutopo 2006) .
Kadar air merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya simpan benih. Prinsip dari metode pengukuran kadar air benih adalah mengukur seluruh jenis air yang ada di dalam benih. Pengukuran kadar air benih dapat dilakukan dengan metode oven suhu tinggi konstan dan metode suhu rendah konstan maupun dengan menggunakan metode cepat. Saat mengerjakan penetapan kadar air benih, kelembapan udara nisbi laboratorium harus kurang dari 70%. Metode yang digunakan untuk menentukan kadar air benih padi yaitu metode oven suhu tinggi konstan 130 – 133 ˚C (Kuswanto 2007).
Pengeringan dimaksudkan untuk mengurangi kadar air benih sehingga benih aman diproses lebih lanjut, terhindar dari serangan hama dan penyakit serta tidak berkecambah sebelum waktunya. Dalam pengeringan benih perlu diketahui sifat benih apakah ortodoks atau rekalsitran. Pada benih ortodoks kadar air saat pembentukan benih seitar 35-80 % dan pada saat tersebut benih belum cukup masak dipanen. Pada kadar air 18-40 % benih telah mencapai masak fisiologis, laju respirasi benih masih tinggi dan benih peka terhadap detiorasi, cendawan, hama, dan kerusakan mekanis (Heuver 2006).
Metode pengukuran kadar air benih secara langsung, kadar air benih dihitung secara langsung dari berkurangnya berat benih akibat hilangnya air dalam benih dan ini yang sering disebut dengan metode oven, sedangkan pengukuran kadar air secara tidak langsung kadar air di ukur tanpa mengeluarkan air dari benih, tetapi dengan menggunakan hambatan listrik dalam benih yang kemudian dikorelasikan dengan kadar air biaanya dengan menggunakan alat yang bernama Steinlete Moisture Tester (Hasanah 2006).
Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangkan tanaman. Benih siap dipanen apabila telah masak fisiologis. Ada beberapa fase untuk mencapai suatu tingkat kemasakan benih, yaitu fase pembuahan, fase penimbunan zat makanan dan fase pemasakan. Fase pertumbuhan dimulai sesudah terjadi proses penyerbukan, yang ditandai dengan pembentukan-pembentukan jaringan dan kadar air yang tinggi. Fase penimbunan zat makanan ditandai dengan kenaikan berat kering benih, dan turunnya kadar air. Pada fase pemasakan, kadar air benih akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara di luar dan setelah mencapai tingkat masak fisiologis, benih berat kering benih tidak akan banyak mengalami perubahan (Prasetyo 2004).
BAB III. METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum.
   Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin,12 November 2018 Pukul 11.00-12.00.  Bertempat di Laboratorium Agronomi dan Holtikultura, Gedung di Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum
 Alat yang digunakan meliputi ; timbangan analitis, oven, eksikator, botol besi, alat penggiling. Sedangkan bahan yang di gunakan adalah ; benih, jagung, kacang hijau, kacang tanah, bayam, tomat, dan kopi.

3.3. Prosedur Kerja.
   1. Disiapkan contoh uji, minimal seberat 15 kg untuk benih sebesar bayam atau 100 kg untuk sebesar kacang hijau.
   2. Dihancurkan contoh uji denan penggiling kemudian di saring.
   3. Dipanakan botol oven atau kaleng oven kosong dengan tutupnya dalam oven pada suhu 130° C selama 5 menit, dinginkan dan timbang dengan timbangan analitik (x y)
   4. Dimasukkan 4-5 g contoh uji yang telah di giling halus dalam wadah tersebut ,diratakan sehingga menutupi dasar wadah kemudian tutup wadah tersebut dengan timbang (y g)
   5. Diletakkan botol yang berisi contoh uji dalam oven 130° C, botol tersebut harus dalam keadaan terbuka, tutup di letakkan di samping atau di bagian bawah botol.
   6. Lama pemanasan sekitar 60-90 menit, kecuali untk benih keras pemanasan selama 120 menit. Tutup di letakkan di samping atau di bagian bawah botol.
   7. Setelah itu, botol atau kaleng di keluarkan dari oven, dan tutup secepatnya, dinginkan selama 10-20 menit.
   8. Bila telah dingin, botol atau kaleng beserta contoh uji di timbang (z g)
  9. Di tetapkan kadar air benih dengan rumus :
         Kadar benih :  x 100 %
         Keterangan : x = berat botol dan tutup
                              Y = x + contoh uji mula - mula
                              Z = x + contoh uji yang telah di oven


                                        BAB IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan.
         Tabel 1. Data jagung (Zea mays)

kelompok
Berat (gram)

KA (%)
X
Y
Z
13
2,36
15,86
14,18
12,44
14
2,40
16,90
15,09
12,5
15
2,28
16,52
15,74
5,5
16
2,55
16,85
15,03
12,7
17
2,36
16,26
14,50
12,7
18
2,30
14,91
13,33
12,53

Ʃ = 14,2
    =2,37
Ʃ =97,29
    =16,215
Ʃ = 89,87
   =14,978
Ʃ = 54,27
    = 9,045
            Tabel 2. Data kacang tanah

kelompok
Berat (gram)

KA (%)
X
Y
Z
13
2,57
11,93
10,97
10,26
14
2,44
10,69
9,85
10,18
15
2,53
11,22
9,97
14,38
16
2,37
10,72
9,85
10,42
17
2,54
10,68
9,85
10,2
18
2,46
12,18
11,22
9,97

Ʃ =14,91
    =2,485
Ʃ =67,42
    =11,237
Ʃ =61,71
    =10,285
Ʃ = 65,41
    = 10,902


4.1.1 Analisis data
  1. Jagung
·         Kelompok 13
KA            =
                        =  
                        =
                        = 12,44 %
·         Kelompok 14
KA            =
                        =  
                        =
                        = 12,5 %
·         Kelompok 15
KA            =
                        =  
                        =
                        = 5,5 %
·         Kelompok 16
KA            =
                        =  
                        =
                        = 12,7 %
·         Kelompok 17
KA            =
                        =  
                        =
                        = 12,7 %
·         Kelompok 18
KA            =
                        =  
                        =
                        = 12,53 %
·         KA rata-rata =
                                        =
                                        = 9,045 %
  1. Kacang tanah
·         Kelompok 13
KA            =
                        =  
                        =
                        = 10,26 %
·         Kelompok 14
KA            =
                        =   
                        =
                        = 10,18 %
·         Kelompok 15
KA            =
                        =   
                        =
                        = 14,38 %
·         Kelompok 16
KA            =
                        =   
                        =
                        = 10,42 %
·         Kelompok 17
KA            =
                        =   
                        =
                        = 10,2 %
·         Kelompok 18
KA            =
                        =  
                        =
                        = 9,97 %
·         KA rata-rata   = 
     =
     = 10,902 %

4.2. Pembahasan
   Kadar air adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang di ukur berdasarkan hilangnya air tersebut dan dinyatakan dalam persentase (%) terhadap berat asal contoh benih. Tujuan penetapan kadar air diantaranya untuk mengetahui kadar air benih sebelun disimpan dan untuk menetapkan kadar air yang tepar selama peyimpanan dalam rangka mempertahankan viabilitas benih. Lemudian kadar air ini menggunakan metode langsung yaitu menggunakan oven.
  Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh kadar air jagung rata-rata  12,7% dan kacang tanah  sebesar 10,42%. Analisis kadar air benih jagung kacang hijau menunjukan bahwa metode penurunan kadar air menggunakan oven pada suhu maksimum memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air benih jagung dank kacang hijau. Penurunan kadar air dengan oven pada suhu yang berbeda dan waktu yang berbeda mempengaruhi kondisi kadar air benih jagung, hali ini di sebabkan oleh suhu yang di berikan bertuuan untuk mengurangi kandungan air dalam benih. Dan jika di bandinkan dengan ISTA maka hasil pengamatan kadar air jagung dan kacang tanah masih berada pada kadar air yang baik yakni di atas kondisi standar yang di berikan oleh ISTA, . Sehingga hal ini menunjukan bahwa biji tersebut masih berada pada kadar air yang baik sehingga bagus untuk penyimpanan. Tinggi rendahnya kadar air suatu benih di pengruhi oleh o beberapa factor di antaranya yaitu umur biji , waktu pemanenan, lama biji di lapangan sesudah masak , dan juga limkungan ( Kamil, 1979).


 BAB V. PENUTUP
5.1  Kesimpulan
        Dari hasil pengamatan di dapatkan kesimpulan :
1. Kadar air adalah banyaknya kandungan air dalam benih yang di ukur berdasarkan hilangnya air tersebut dan dinyatakan dalam persentase (%) terhadap berat asal contoh benih.
2. Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh kadar air jagung rata-rata  12,7% dan kacang tanah  sebesar 10,42%, kadar airnya masih dalam keadaan standar dari yang di berikan oleh ISTA yakni > 9, sehingga benih masih baik dalam penyimpanan.
 3. Tinggi rendahnya kadar air suatu benih di pengruhi oleh o beberapa factor di dan juga linkungan.antaranya yaitu umur biji , waktu pemanenan, lama biji di lapangan sesudah masak.

5.2 Saran
              Bagi mahasiswa yang melakukan praktikum di dalam melakukan praktikum, sebaikya di lakukan secara teliti dan hati – hati agar menghindari terjadinya kesalahan.
           












DAFTAR PUSTAKA
Amira 2010. Pengukuran Kadar Air. http://www.ramadhan. Diakses pada tanggal
28 Desember  2010 pukul 22.00 WIB.
Hasanah, M dan D Rusmin 2006. Teknologi Pengelolaan Benih Beberapa Tanaman Obat Di Indonesia. BPPO. Jurnal Litbang Pertanian. Volume 25 (2) : 68 – 73. Bogor.
Hong T D and R H Ellis 2005. A protocol to determine seed storage behaviour  IPGRI Technical  Bulletin No1. Dept. of Agric. The University of Reading, UK.
Heuver M 2006. Introduction to Seed Testing. IAC Wageningen. The Netherlands.
Kuswanto H 2007. Analisis Benih. Kanisius. Yogyakarta
Prasetyo 2004. Evaluasi Mutu Benih Beberapa Genotipe Padi Selama Penyimpanan. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Vol 20 (No.3). Halaman 17 – 23.
Sutopo L 2006. Teknologi Benih. Rajawali Pers. Jakarta.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penanggulangan hama dan penyakit tanaman padi

 Bagaimana Penanggulangan Hama dan Penyakit Padi?      ( sumber : LITBANG.PERTANIAN INDONESIA ) Serangan hama dan...