LAPORAN PRAKTIKUM ILMU DAN TEKNOLOGI BENIH ACARA IV. BERAT 1000 BUTIR BIJI



BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang.
   Pemilihan biji untuk bahan tanam (benih,bibit) harus diperhatiakn betul agar produksi tanamanya mencapai hasil yang maksimal. Sertifikasi benih bertujuan untuk memelihara kemurnian dan mutu benih dari varietas unggul serta mennyediakan scara kontiyu kepada petani. Sertivikasi benih dimaksut sebagai pelayanan terhadap produsen, penangkar benih dan pedagang benih.
  Suatu varietas dapat disertifikasi bila telah dianjurkan oleh team penilaian dan pelepas varietas dari Badan Nasional dan disetujui oleh menteri. Benih bina adalah jenis tanaman yang benihnya sudah ditetapkan untuk diatur dan diawasi dalampemasaranya berdasarkan peraturan yang berlaku.
   Penentuan benih dapat dilakukan dengan menetukan bobot 1000 biji. Dengan mengetahui biji yang besar atau berat berarti menandakan biji tersebut pada saat dipanen sudah dalam keadaan yang benar-benar masak, karena biji yang baik untuk ditanam atau dijadikan benih adalah biji yang benar-benar masak. Penggunaan bobot 1000 biji adalah untuk mencari bobot rata-rata yang dapat menyebabkan ukuran benih yang konstan dalam beberapa spesies karena penggunaan contohnya terlalu banyak, hal ini dapat menutupi variasi dalam tiap individu tumbuhan

1.2 Tujuan praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui keragaman berat 1000 butir tanaman dalam satu spesies maupun antar spesies.




BAB.II TINJAUAN PUSTAKA
Bobot 1.000 biji merupakan berat nisbah dari 1.000 butir benih yang dihasilkan oleh suatu jenis tanaman atau varietas. Salah satu aplikasi penggunaan bobot 1.000 biji adalah untuk menentukan kebutuhan benih dalam satu hektar. Penentuan benih dapat dilakukan dengan menetukan bobot 1000 biji. Dengan mengetahui biji yang besar atau berat berarti menandakan biji tersebut pada saat dipanen sudah dalam keadaan yang benar-benar masak, karena biji yang baik untuk ditanam atau dijadikan benih adalah biji yang benar-benar masak. Penggunaan bobot 1000 biji adalah untuk mencari bobot rata-rata yang dapat menyebabkan ukuran benih yang konstan dalam beberapa spesies karena penggunaan contohnya terlalu banyak, hal ini dapat menutupi variasi dalam tiap individu tumbuhan (Imran, 2002).
Bobot 1000 atau 100 butir benih sering digunakan untuk menilai mutu benih. Benih yang bernas tentu akan memiliki bobot lebih tinggi daripada benih kurang bernas. Begitupula benih yang telah mengalami kemunduran akan memiliki bobot lebih rendah dibanding benih yang masih bervigor tinggi. Turunnya bobot benih dapat disebabkan oleh lamanya penyimpanan, serangan hama gudang, pengeringan yang berlebihan pada saat prosesing benih dan pertumbuhan tanaman induk yang kurang baik (Tety Maryenti, 2012).
Penentuan berat untuk 1000 butir benih dilakukan karena karakter ini merupakan salah satu ciri dari suatu jenis benih yang juga tercantum dalam deskripsi varietas. Benih dapat dihitung secara manual dengan menggunakan sebuah spatula dan diletakkan pada sebuah tempat dengan warna permukaan kontras terhadap berwarna benih, kemudian jumlah benih tersebut ditimbang. Pekerjaan menghitung jumlah benih akan lebih mudah dengan alat penghitung automatik. Bila alat tersebut digunakan secara benar maka tingkat ketepannya adalah sekitar + 5 % (Sutopo, 2002).
Penentuan benih dapat dilakukan dengan menetukan bobot 1000 biji. Dengan mengetahui biji yang besar atau berat berarti menandakan biji tersebut pada saat dipanen sudah dalam keadaan yang benar-benar masak, karena biji yang baik untuk ditanam atau dijadikan benih adalah biji yang benar-benar masak. Penggunaan bobot 1000 biji adalah untuk mencari bobot rata-rata yang dapat menyebabkan ukuran benih yang konstan dalam beberapa spesies karena penggunaan contohnya terlalu banyak, hal ini dapat menutupi variasi dalam tiap individu tumbuhan. Pada banyak spesies bobot benih merupakan salah satu ciri fenotip yang paling kurang fleksibel. Bobot 1000 biji padi dibedakan menjadi 3 kategori oleh Badan Pengendali Bimas yaitu bobot 1000 biji berukuran kecil apabila kurang dari 20 gr, ukuran sedang antara 20-25 gr, dan untuk ukuran besar lebih dari 25 gr (copeland, 1976).
Penentuan bobot 1000 biji suatu tanaman untuk mengetahui produktivitas suatu tanaman pada suatu luas tertentu yang diharapkan dapat menentukan hasil dari suatu varietas yang dapat beradaptasi dengan lingkungan. Untuk penentuan berat 1000 butir benih, prinsip pelaksanaannya adalah 1000 butir benih hasil uji kemurnian benih ditimbang dengan tingkat kepekaan penimbangan pada uji kemurnian benih, dapat juga dilakukan dengan penimbangan per 100 butir (Kuswanto, 1997).

 






BAB III. METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
   Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin,12 November 2018 Pukul 11.00-12.00.  Bertempat di Laboratorium Agronomi dan Holtikultura, Gedung di Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

3.2. Bahan dan Alat Praktikum
               Bahan yang di gunakan meiputi ; timbangan analitik, cawan petridish, dan hancoufer. Sedangkan bahan yang di gunakan adakah ; spesies padi, dan spesies kacang hijau.

3.3. Prosedur Kerja
   1. Cara 1
               Ambil benih murni sebanyak 1000 butir dan timbang beratnya dengan timbangan analitik. Di kerjakan dengan 4 ulangan.
   2. Cara 2
Ambil murni sebanyak 100 butir dan timbang beratnya. Kerjakan dengan 8 x ulangan. Berat butir dapat di hitung berar rata – rata 1000 butir benih.




BAB IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
       Tabel 1. Cara 1 hasil pengamatan 1000 butir biji padi
No
Berat 1000 butir (a)
X (

Berat 1000 butir sebenarnya
1
25.48
-0.165
0.0272
a± X2/n(n-1)
25.645 ± 0.0568/4(4-1)
25.645 ± 0.0047 g
2
25.79
+0.145
0.0210
3
25.72
+0.075
0.0056
4
25.59
-0.055
0.0030

∑a = 102.58
A = 25.645

∑x2 = 0.0568


       Tabel 2. Cara II hasil pengamatan 1000 butir biji padi
No
Berat 100 butir
Berat 1000 butir yang diharapkan (y)
X (y-y)
X2
Berat 1000 butir sebenarnya
1
2.56
25.6
+0.425
0.1806
y± X2/n(n-1)
25.175 ± 3.0148/8(8-1)
25.175 ± 0.0538 g
2
2.58
25.8
+0.625
0.3906
3
2.59
25.9
+0.725
0.5256
4
2.46
24.6
-0.576
0.3306
5
2.48
24.8
-0.375
0.1406
6
2.58
25.8
+0.625
0.3906
7
2.45
24.5
-0.675
0.4556
8
2.44
24.4
-0.775
0.6006

∑a = 201.4
a=25.175


∑x2 =3.0148

Tabel 3. Cara 1 hasil pengamatan 1000 butir biji kacang hijau
No
Berat 1000 butir (a)
X (

Berat 1000 butir sebenarnya
1
41.26
+0.228
0.0520
a±x2/n(n-1)
41.032 ± 0.1682/4(4-1)
41.032 ± 0.0140 g
2
40.70
-0.332
0.1102
3
41.07
+0.038
0.0014
4
41.10
+0.068
0.0046

∑a = 164.13
A = 41.032

∑x2 = 0.1682

Tabel 4. Cara II hasil pengamatan 1000 butir biji kacang hijau                                                               
No
Berat 100 butir
Berat 1000 butir yang diharapkan (y)
X (y-y)
X2
Berat 1000 butir sebenarnya
1
4.01
40.1
-0.25
0.0625
y± X2/n(n-1)
40.35 ± 3.7210/8(8-1)
40.35 ± 0.0664 g
2
4.17
41.7
+1.35
1.8225
3
3.98
39.8
-0.55
0.3025
4
3.95
39.5
-0.85
0.7225
5
4.04
40.4
+0.05
0.0025
6
4.06
40.6
+0.25
0.0625
7
4.05
40.5
+0.15
0.0225
8
4.12
41.2
+0.85
0.7225


∑a =322.8
a=40.35

∑x2 =3.7210




4.2.  Pembahasan
   Bobot 1000 atau 100 butir benih sering digunakan untuk menilai mutu benih. Benih yang bernas tentu akan memiliki bobot lebih tinggi daripada benih kurang bernas. Begitupula benih yang telah mengalami kemunduran akan memiliki bobot lebih rendah dibanding benih yang masih bervigor tinggi. Turunnya bobot benih dapat disebabkan oleh lamanya penyimpanan, serangan hama gudang, pengeringan yang berlebihan pada saat prosesing benih dan pertumbuhan tanaman induk yang kurang baik (Tety Maryenti, 2012).
   Bobot 1000 biji merupakan berat nisbah dari 1000 butir benih yang dihasilkan oleh suatu jenis tanaman atau varietas. Salah satu aplikasi penggunaan bobot 1000 biji adalah untuk menentukan kebutuhan benih dalam satu hektar. Penggunaan bobot 1000 biji adalah untuk mencari bobot rata-rata yang dapat menyebabkan ukuran benih yang konstan dalam beberapa spesies karena penggunaan contohnya terlalu banyak, hal ini dapat menutupi variasi dalam tiap individu tumbuhan (Imran, 2002).  Penentuan berat 1000 butir benih dilakukan karena karakter ini merupakan salah satu ciri dari suatu jenis benih yang juga tercantum dalam deskripsi varietas (Sutopo, 2002).
 Tujuan dari perbandingan hasil Dari proses perulangan yang ingin dicapai dengan pengukuran berat 1000 butir benih adalah untuk mengetahui berat setiap kelompok benih per 1000 butir benih dan menentukan efisiensi penentuan berat 1000 butir yang dinyatakan dalam gram serta mencari dan menetapan bobot  rata-rata yang 1000 butir benih yang dapat menyebabkan ukuran benih konstan dalam beberapa spesies.
  Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan di dapatkan hasil pengamatan varietas padi cara 1 dengan rata – rata adalah 25,645 gram, dan cara 2 rata –rata 25,175 gram. Sedangkan untuk kacang ijo pada cara 1 dengan rata – rata adalah 41, 032 gram dan pada cara 2 adalah 40, 35 gram. Sehingga hal ini menunjukan bahwa biji tersebut masih berada pada kadar air yang baik sehingga bagus untuk penyimpanan. Perbedaan bobot 1000 biji dengan metode tersebut mungkin karena ukuran biji yang berbeda, isi pada setiap butir padi juga berbeda. Bobot atau besarnya biji I pengaruhi oleh beberapa factor di antaranya yaitu umur biji , waktu pemanenan, lama biji di lapangan sesudah masak , dan juga limkungan. ( Kamil, 1979)





















BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
   1. Penetapan bobot 1000 butir merupakan salah satu pengujian yang dilakukan disamping uji kemurnian fisik untuk menjaga kualitas atau mutu benih agar  sesuai dengan standart yang ditetapkan.
  2. Penetapan bobot 1000 butir merupakan berat nisbah dari 1000 butir benih yangdihasilkan oleh suatu jenis tanaman atau varietas yang digunakan untuk menentukan kebutuhan benih dalam satu hektar.
  3. Penetapan bobot 1000 biji diperoleh dengan mencari bobot rata-rata yang dapat menyebabkan ukuran benih yang konstan dalam beberapa spesies.
 4. Penentuan berat 1000 butir benih dilakukan karena karakter ini merupakan salah satu ciri dari suatu jenis benih yang juga tercantum dalam deskripsi varietas.
 5. Bobot atau besarnya biji suatu spesies tanaman dipengaruhi oleh umur biji, waktu pemanenan, lama biji di lapangan sesudah masak dan juga lingkungan.

5.2. Saran
             Bagi mahasiswa yang melakukan praktikum di dalam melakukan perhitunga berat 1000 butir biji, sebaikya di kakukan secara teliti dan hati – hati agar menghindari terjadinya kesalahan.  


DAFTAR PUSTAKA
Copeland, L. O. 1976. Principles of Seed Science and Technology. Burgess Publishing Company. Minnesota. 369p]
Imran, S., Syamsuddin, dan Efendi. 2002. Analisis vigor benih padi (Oryza sativaL.) pada lahan alang-alang. Agrista 6(1):81-86.
Kuswanto, H. 1997.  Analisis Benih. Penerbit Andi. Yogyakarta
Sutopo,Lita. 2002. Teknologi Benih. Universitas Brawijaya. Malang.
Tety Maryenti. 2011. Penetapan Bobot 1000 atau 100 butir benih. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Penanggulangan hama dan penyakit tanaman padi

 Bagaimana Penanggulangan Hama dan Penyakit Padi?      ( sumber : LITBANG.PERTANIAN INDONESIA ) Serangan hama dan...